top of page

Fosil sebagai Telinga

Welcome to this little blog!

Sebelum memulai dunia tulis-menulis di blog yang masih suci tanpa ketidakjelasan apapun ini, aku ingin kalian tahu tujuan dilahirkannya blog ini. Dulu sekali aku suka menulis, awalnya hobiku adalah menulis di diary setiap kali ada kejadian seru atau sedih atau masalah apapun itu di sekolah. Saat itu aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Mungkin beberapa dari kalian para cewe juga merasakan punya diary lucu lengkap dengan wadahnya yang bergembok dan sebuah kunci kecil. Saat itu aku sangat senang karena bisa mengamankan tulisan rahasiaku disana.

Seiring dengan bertambahnya umur, masalah, dan kemajuan teknologi tepatnya tahun 2013 aku mulai meninggalkan diary dan beralih ke blog. Disana aku membuat beberapa tulisan selama hampir 2 tahun, dan sama seperti nasib diary, akhirnya aku pun meninggalkan blog karena kesulitan mencari waktu.

Beberapa bulan setelahnya, aku menemukan aplikasi diary di hp. Itu adalah penemuan yang sangat membuatku bahagia waktu itu. Sejujurnya aku orang yang mudah lupa pada masa lalu kecuali hal itu sangat membekas. Satu-satunya bantuanku untuk mengingat adalah dengan adanya tulisan-tulisan dalam diary. Aku sering menulis disana tentang kejadian apapun yang aku alami di hari itu, meskipun terbatas hanya untuk momen bersama beberapa orang saja selama 3 tahun. Hal itu aku lakukan karena aku ingin menyimpan memori tentang mereka. Waktu itu mereka adalah saklar lampu belajarku, cahayaku. Suatu saat pasti aku ingin mengenang momen dengan mereka. Aku terus menulis hingga akhirnya bisa membuat scrapbook tentang Mr. X lengkap dari awal pertemuan hingga tempat memisahkan kami. Aku juga membuat scrapbook untuk Nona Woody sebagai hadiah persahabatan kami (btw I really really miss her!😭). Setelah itu, karena aku jarang bertemu mereka lagi akhirnya aku kehilangan tujuan menulis lalu berhenti.

Beberapa minggu lalu, aku membuka blog lamaku dan membaca isinya. Meskipun isinya sangat-sangat tidak jelas, tapi aku rindu momen itu. Momen dimana aku berhasil menyelesaikan satu tulisan lalu mempublikasikannya, ada perasaan bangga pada keberhasilan kecil yang aku lakukan. Aku ingin merasa seperti itu lagi. Aku juga senang karena memori pada masa itu kembali dapat aku ingat. Rasanya lucu mengetahui pengalaman pengalaman bertahun-tahun lalu yang telah tidak sengaja terlupakan. Maka saat itulah aku merasa ingin mengembalikan hobi yang telah lama kutinggalkan, seperti fosil yang ditinggal dan terkubur.


Lalu kenapa ada telinga dalam judul kisah ini?

Beberapa waktu ini aku mulai sadar, ternyata aku membutuhkan telinga. Telinga yang bisa menampung cerita-ceritaku, keluh kesahku, senyum tawaku, air mataku, dan apapun yang ingin aku sampaikan. Aku baru sadar kalau selama ini hanya hidup sebagai telinga, tapi sangat jarang mencari telinga. Aku menikmati itu, sejujurnya aku memang senang jika ada temanku yang curhat, aku senang menjadi pendengar untuk mereka karena itu membuatku lebih mengenal temanku, bisa membantunya, serta membuatku makin bersyukur atas diriku sendiri. Tetapi terkadang aku juga butuh sosok pendengar. Jika ada suatu masalah yang tak kuat aku tampung sendiri, maka aku akan memikirkan temanku mana yang hendak aku curhati tetapi tanpa membuat mereka terganggu. Aku terus saja berpikir hingga pada akhirnya masalah itu reda dengan sendirinya dan tak sekalipun aku cerita pada siapapun. Hal itu bukan reda dengan semata-mata langsung reda, tetapi jelas butuh effort cukup besar tergantung dengan masalahnya.

Mungkin kalian sendiri sudah cukup lumrah dengan pernyataan kalau perempuan itu butuh curhat, karena sejujurnya aku pun menginginkan itu. Cerita pada orang lain memang benar membuat lega, meskipun tanpa mendapat solusi apapun. Malahan jika cerita pada orang yang tepat, maka setidaknya akan mendapat sudut pandang lain yang tidak pernah terpikirkan oleh diri sendiri. Alasanku mengapa akhirnya tidak cerita pada teman-temanku adalah karena aku takut menambah beban mereka, menambah masalah mereka dengan masalahku, atau sekadar menambah pikiran mereka. Aku tidak suka menyusahkan teman-temanku, tapi di sisi lain aku juga butuh cerita. Masalahku ditambah dengan pemikiran seperti itu membuatku merasa semakin buruk. Mungkin tidak memilih cerita pada siapapun juga sedikit banyak membuat orang-orang di sekitarku kurang mengenal siapa aku dan apa yang membentuk diriku.

Pada akhirnya aku bersyukur karena mendapat titik cerah dengan kehadiran blog ini. Jika aku tuangkan dalam bentuk tulisan maka mungkin aku akan merasa seperti cerita pada orang lain, tetapi tidak ditujukan pada orang tertentu yang akan membuatku takut membebani orang itu. Disini bebas. Siapapun yang ingin mengenalku dan cerita-ceritaku boleh mengunjungi blog ini.

Kerena,

blog ini dibuat sebagai memory untuk diriku dan untuk kalian para pembaca yang ingin mengenalku.

I hope I (in the future) and you enjoyed my story, see u in the next post!


With love, alyxshi. 🌻



Recent Posts

See All

Terima Kasih XX

Jika kau membaca judul ini, kau pasti tau tulisan ini untukmu. Tapi tentunya aku yakin kau tidak akan peduli. Tidak apa-apa. Aku hanya...

2016 dst

Hai, apa kabar kamu disana? Aku rindu. Aku rindu makan cuanki denganmu di pinggir Jalan Braga saat hari kelahiranku, kemudian minum kopi...

Semua Ada Harga

Aku menulis disini saat ini karena tidak tahu harus menyampaikannya pada siapa. Bagian paling menyakitkan dari semua ini adalah ada harga...

Comments


bottom of page